Ada sebuah ruang kosong disana. Ruang yang ditinggalkan oleh penghuninya.
Pergi begitu saja.
Dia pindah ketempat lain dengan semena mena.
Ruang itu benar2 kosong sekarang, segala impian yang dulu dibangun dan diharapkan bisa terwujud telah lenyap menguap seperti embun yang diterpa sinar matahari.
Hanya menyisakan sebuah kehampaan, kepedihan, kesakitan, kekecewaan.
Dan yang kali ini lebih dalam. Ruang itu sudah pernah ditinggalkan juga oleh penghuni sebelumnya.
Dan kau mengulanginya, dengan cara yang sama.
Tidak, bahkan lebih kejam
Setelah segala yang kita lakukan berdua.
Suka duka yang kita alami bersama.
Kata berbagi bukan hanya sebuah pelukan. Lebih.
Sekian lama masa kebersamaan tidak membuatmu ingin menjadikannya abadi. Aku sedih, sungguh.
Kenapa harus tersakiti dengan cara seperti ini lagi.
Kamu tiba2 berpaling dariku. Melepaskan genggaman tanganmu.
Dulu aku pernah berkata, aku tak akan melepaskan genggaman tanganmu sebelum kamu melepaskannya lebih dulu.
Dan kamu benar melakukannya.
Sekarang aku bisa apa ?
Hanya diam, dan membiarkan ruangan kosong yang kau tinggalkan itu diisi dengan kehampaan, kepedihan, kesakitan dan kekecewaan.
Sebenarnya, tak ada kata yang bisa menggambarkan keadaan ruangan itu sekarang.
Pedihnya melebihi luka yang tersiram air garam
Sakitnya melebihi luka akibat patah tulang
Aku tidak pernah menyayangi seseorang setengah2. Aku melakukannya selalu sepenuh hati. Bahkan sepenuh hidupku.
Jika rasa sayangku tak cukup untuk membuatmu bahagia, baiklah.. pergilah.. menikahlah dengannya.
Sabtu, 15 Februari 2014
Kosong
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar